Social Icons

28 Feb 2016

Pentingnya Sugesti Diri


Bagi teman-teman yang sudah mengenal saya. mungkin tahu tentang kondisi saya yang menikah cukup lama dan belum dikaruniai keturunan. Iya, saya menikah bulan Desember 2009 dan hamil baby Andhin sekitar bulan Juni 2014. Jadi ada sekitar 4,5 tahun saya dan Pak Budhi untuk berdoa dan berikhtiar agar dikaruniai momongan.

Mungkin bagi sebagian orang yang mengetahui akan ada yang berkomentar, “Ah, baru juga 4,5 tahun menunggu”.  Akan tetapi, bagi yang mengalami hal yang sama seperti kami, penantian 4,5 tahun itu rasanya lama sekali. Selama 4,5 tahun itu semangat, rasa percaya diri, rasa putus asa, rasa gelisah dan rasa senang semua bisa naik turun dalam waktu singkat.


Pengharapan yang luar biasa ketika tamu bulanan sempat terlambat, kandas begitu saja ketika hasil testpack hanya menunjukan satu garis. Selama hampir 4 tahun saya bergulat dengan rasa dan perasaan sendiri. Jangan ditanya deh kalau lihat bayi atau anak kecil, langsung baper maksimal hiks.



Memasuki tahun kelima pernikahan kami, saya mulai bisa menata hati, menata diri. Dan mulai menyerahkan semua pada kekuasaan Ilahi. Yang awalnya ngotot melakukan pengobatan kemana-mana, tidak hanya medis tapi juga sinshe dan pijet, saat itu saya hanya melakoni program kehamilan di salah satu rumah sakit bersalin di Semarang. Dan mulai memasrahkan semua hasil dari doa dan ikhtiar kami, memulai pemahaman baru dalam diri bahwa kami memang harus berusaha sekuat tenaga, akan tetapi hasil akhir adalah hak sepenuhnya Allah Swt.

Dengan hal-hal tersebut di atas, saya merasa lebih bahagia, lebih rileks dan tidak berfikiran macam-macam. Dan kemudian saya mengingat, sesuatu yang saya baca bertahun-tahun lalu bahwa semua berawal dari diri sendiri. Mengatakan hal-hal baik di depan cermin setiap hari untuk diri sendiri, intinya mensugesti diri sendiri bahwa semua baik-baik saja dan akan baik-baik saja untuk seterusnya.
Langkah yang paling nyata, saya menambah satu kalimat pengharapan di bio semua sosial media saya. Awalnya ada rasa malu, sungkan dan perasaan tidak enak lainnya, etapi kalau saya pikir ‘memang ada yang memperhatikan?’ haha. Dan mulailah saya menambahkan ‘a-mom-to-be’ baik di akun instagram, twitter, dan facebook. Dan iya sih gak ada yang merhatiin jiga kayaknya wkwk.

akun instagram @sulistyawanesti

Bahkan terkadang, saya mengusap perut seakan-akan sudah ada janin di sana sambil berkata, “Apa kamu sudah ada di dalam perut Ibu, Nak? Sehat-sehat ya sampai lahir nanti” dan kemudian saya lanjutkan dengan berdoa kepada Allah Swt.

Apakah hal tersebut kemudian membuat saya hamil? Wallahualam ya, hanya Allah Swt yang tahu. Akan tetapi, menurut saya penting bagi diri sendiri menanamkan pikiran positif, sehingga apa-apa yang hadir dalam hidup kita juga berdampak positif.

Untuk teman-teman yang sekiranya hingga saat ini ada pengharapan yang belum terkabul, mari kita mensugesti diri bahwa harapan kita akan segera terkabul dan jangan pernah putus untuk terus berdoa dan berikhtiar. InsyaAllah akan indah pada waktunya 

9 comments:

  1. waahhh, kangen dehhh sama tulisan2 mbak esti yg tipe2 gini... menggetarkan hati banget :')

    ReplyDelete
  2. Mensugesti diri itu berprasangka baik pada Allah.

    ReplyDelete
  3. mbaaaakkkk....
    aku ikut mendoakan mbk, smoga disegerakan olh Allah utk segera dipertemukan dg si buah hati, amin, amin bgd,
    iya, manusia mmg hanya bisa berusaha, semaksimal mungkin, semampunya, hasilnya tetap di tangan Allah swt. kalimat itu jg jd penguat aku mbk kalau kata menyerah mulai terlintas dlm benakku *aseg...hehe
    ayoo mbk esti, semangat mensugesti diri yakkk, yoyoyooooowwwww :D

    ReplyDelete
  4. Iya, sering berprasangka baik adalah modal utama untuk menyugesti diri.

    ReplyDelete
  5. saya setuju Kak, boleh mensugesti dengan hal yang positif. Semangat selalu yo Kak, aku juga pengen a mom to be, tapi pengen nemu jodohnya dulu :D

    ReplyDelete
  6. Dan saat ini, fase penantian akan hadirnya sang buah hati juga aku jalani. BAgi pasangan yg perlu effort khusus untuk bisa hamil, interval waktu penantian selalu terasa lama dan menguji kesabaran, semangat dan keikhlasan.

    ReplyDelete
  7. duhh gemeternya baca tulisan ini ... :3 intinye kudu yakin pokok e mbak..

    ReplyDelete
  8. Wah iya, sugesti diri memang penting. Saya juga punya kakak yang menikah bertahun tahun dan belum punya anak, dari luar dia seperti biasa aja. Happy happy aja, tapi siapa yang tau ya di dalam hatinya.
    Semoga kakak ku juga bisa menanamkan sugesti diri yang baik seperti kak esti ^^

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan komentar ^_^