Social Icons

31 Mar 2012

Saya Menjadi Lebih Baik Setelah Berjilbab

 

"Lebih baik menjilbabkan hati dulu daripada sudah berjilbab tapi kelakuannya tetap gak jadi lebih baik".


Sering banget kan kita dengar kata-kata itu dari bibir-bibir muslimah yang belum berjilbab? Saya pun demikian. Pertama kali saya bersinggungan dengan jilbab, ketika saya bertemu dengan seorang cewek yang kemudian menjadi sahabat saya selama masih duduk di bangku SMA. Sebut saja namanya Fitri. Fitri adalah seorang cewek yang manis, baik dan juga pintar (ia selalu ada di ranking 3 besar di kelas). 

Suatu hari ia bertanya, "Kapan kamu mau berjilbab Es?". 

Saya berpikir cukup lama untuk menjawabnya.

"Nanti kalau sudah menikah", jawabku pada akhirnya.

"Hmm...gitu. Sekarang nunggu kalau menikah, kalau sudah menikah nunggu punya anak, kalau sudah punya anak ada alasan lain lagi. Sampai akhir hayat mungkin saja belum berjilbab kan?" 

Benar juga  ya, begitu pikirku saat itu. Tapi pembicaraan itu pun menguar begitu saja, hingga saya pun 'tetap' tidak berjilbab hingga lulus SMA, semasa kuliah, wisuda, kemudian bekerja. Hingga pertengahan tahun 2009, seorang pria memintaku untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersamanya. Untuk prosesnya lain kali aja ya ceritanya ^_^ 


Ketika kami sudah masuk pada tahap persiapan pernak-pernik pernikahan, saat itulah jawabanku untuk pertanyaan Fitri kembali menyeruak. Sebentar lagi saya akan menikah, bagaimana dengan kata-kataku ketika masih SMA ya. Kata-kata itu memang bukan nazar, hanyalah jawaban sambil lalu daripada tidak ada jawaban. Tapi bagaimanapun kata-kata itu sudah terucap, tidak mungkin ditarik lagi. pertanyaan berjilbab atau tidak berjilbab terus bergema di hati. Mulai menghitung, kalau berjilbab apa saja yang harus disiapkan. Ternyata 'hanya' mental. Karena untuk pakaian panjang dan jilbab saya sudah punya beberapa. Lalu apa yang begitu memberatkan hati untuk berjilbab? Meminjam istilah sekarang, galau banget gitu.


Hingga memasuki bulan Ramadhan kegalauan itu belum mau pergi. Seperti biasa setelah saur saya dan adik menunggu azan subuh sambil nonton serial Para Pencari Tuhan (PPT) besutan tangan dingin Deddy Mizwar. Salah satu episodenya ketika salah satu tokoh, Mira, ditanyai oleh suaminya, Asrul, kapan hendak berjilbab.


"Saya ingin menjilbabi hati dulu Bang Asrul, sebelum memakai jilbab," jawab Mira.


"Apalgi yang kau tunggu , Mira, menjilbabi hati bisa sambil jalan ketika Kau sudah memakai jilbab", sahut suaminya.


Kemudian beragam argumen dilontarkan, hingga Bang Asrul berkata, "Apakah dengan jilbab pemberian ini (ada yang memberi jilbab untuk Mira) tidak kau anggap sebagai petunjuk agar kau berjilbab? Apakah kau harus menunggu hingga Allah memberikan musibah baru kau mau berjilbab."


Begitu kira-kira percakapan mereka yang saya ingat. Dan adegan berikutnya adalah meninggalnya salah satu putra dari Asrul dan Mira. Setelah itu baru Mira mau berjilbab.


Astaghfirullah hal adzim. Jangan sampai musibah datang hanya untuk membuatku memakai jilbab Ya Allah. Sedu sedan ku setelah itu. Hari itu juga saya menyampaikan kepada calon suami bahwa saya akan memakai riasan pengantin muslim ketika kami menikah. 

Mas menyambut baik niat tersebut, "Tapi kalau kamu berjilbab saat menikah setelah itu tidak berjilbab lagi kok aneh ya nok," tanyanya. 
Saya tersenyum kemudian menjawab, "Setelah menikah tentu saja terus berjilbab Mas".
"Alhamdulillah", ucap syukur dari si Mas.


Singkat kata singkat cerita, jilbab sudah saya pakai sejak malam midodareni. Surprise untuk teman-teman kantor ketika mereka datang ke resepsi. Dan alhamdulillah sudah selama dua tahun tiga bulan dan delapan belas hari saya berjilbab. Selama itu pula banyak hal terjadi tentang penampilan. Awal memakai jilbab, saya masih memakai baju-baju pendek disambung dengan dekker. Lama-lama merasa tidak nyaman, saya berjilbab mengapa memakai baju yang bukan untuk yang tidak berjilbab. Rasanya kurang nyaman. Mungkin juga karena faktor U ya, umur maksudnya hehe merasa gak pantes lagi memakai pakaian seperti itu, seperti abg (anak baru gede) aja. Dimulailah mencari-cari kaos dan baju panjang yang pantes. Dari memakai jilbab jadi (langsung blusuk gitu aja) yang jadi favorit ketika itu, karena gak ribet, lalu mulai coba-coba memakai jilbab segiempat, kesannya lebih anggun untuk acara-acara tertentu. 


Dari pengalaman yang belum begitu lama berjilbab, saya merasa dengan memakai jilbab saya menjadi manusia yang lebih baik, saya mulai menata penampilan, tutur kata, dan perilaku. Jilbab tidak menghalangi saya untuk bekerja dan bersosialisasi dengan orang lain, jilbab justru membuat saya lebih dihargai oleh lawan bicara dan teman-teman berjenis kelamin laki-laki. Saya mulai mendalami agama yang saya anut dengan lebih baik lagi. Walau hingga saat ini masih jauuuuh banget dari kata sempurna.

 



Numpang narsis dikit, foto diatas adalah saat pertama kali saya memakai jilbab untuk hari-hari berikutnya. Jangan terkecoh dengan tipu daya make up ya hahaha.

Saya memang terhitung terlambat memakai jilbab, sempat saya sesali aneka warna alasan yang membuat saya selalu mengundurkan saat saya menutup aurat. Menyesal tentu saja tidak berguna, yang bisa saya lakukan saat ini hanya memintaampunan untuk semua dosa dulu mau pun sekarang. 

Mengutip kata-kata teman dari status facebooknya:

"Saudaraku muslimah, menjilbabi hati itu jauh lebih sulit, tapi menjilbabi tubuh itu mudah. Siapkan uang secukupnya, pergi ke toko busana muslim, langsung beli dan pakai. Untuk apa menunda kebaikan, mari lakukan sekarang, saudariku, agar engkau semakin dicintai Allah. Amin."

"Tulisan ini sebagai inspirasi untuk Catatan Hati 10 Maret 2012 - @yankmira #1 Giveaway"

17 comments:

  1. Aamiin... inspirasinya keren, makasih yaa atas partisipasinya, sudah aku masukkan ke list :)

    ReplyDelete
  2. bener banget ya mbak...suka banget dengan isi tulisannya. Btw itu kutipan kata-kata teman di status facebooknya asli keren banget. insyaallah akan saya ingat2 utk mengingatkan teman teman yg belum berjilbab. Oh ya, salam kenal ya.. :-)

    ReplyDelete
  3. @ mbk mira : makasi mbak :)
    @ mbak cut maha ratu : salam kenal juga mbak :)
    bagus ya statusnya, yang punya status itu teman cowok lo...

    ReplyDelete
  4. Haduh,, kalau aku jawab sekarang jawabnya nunggu disuruh suami nanti >.<

    ReplyDelete
  5. @niee: hidup itu pilihan kan niee? kalo belum siap sekarang, insyaAllah sebentar lagi. Amin.

    ReplyDelete
  6. Hampir persis sama kisah saya sis. dulu saya sering mimpi disuruh berjilbab dan sebelum berjilbab sering banget sakit kepala dan alhamdulillah setelah berjilbab semua kecemasan itu hilang. dulunya saya juga berpendapat begitu ingin menjilbabi hati dulu. namun intinya jika tidak dimulai maka kapan lagi?

    ReplyDelete
  7. @relifa: yup, betul banget mbak. Semoga kita tetap istiqomah di jalan Nya ya mbak.

    ReplyDelete
  8. Berjilbab ternyata memang lebih anggun.

    ReplyDelete
  9. @budi: hehe makasi Bli (geer), di Bali jarang ya yang berjilbab?

    ReplyDelete
  10. @okeyzz: makasi mbak, amin3, ikut meramaikan aja mbak, dapat teman baru n sapa tau beruntung hehe

    ReplyDelete
  11. memang krdung bsa mnjdikan orang lebih cantik

    ReplyDelete
  12. @urang: iya mas dan terkesan lebih rapi, karena anti rambut awut2an kalo kena angin hehe...nama blog nya apa ya mas?

    ReplyDelete
  13. Bukan hanya lebih baik, tetapi lebih cantik, lebih aman dan memang begitu seharusnya sebagai seorang muslimah jeng.

    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  14. @pakdhe: iya dhe...lebih tentram di hati

    ReplyDelete
  15. waaahhh mbak, tulisannya inspiratif sekali :)

    ReplyDelete
  16. @ widya : makasi mbak, semoga menggugah yg lain ya :)

    ReplyDelete
  17. Sebenarnya saya dulu risih juga kalo pake hijab, tapi ketika pakai hijab dari PRODUSEN MUKENA KATUN JEPANG saya malah lebih suka karena mukenanya nyaman, lembut dan adem. coba klik aja di www.mukenadistro.com.
    Makasih ya mbak udah berbagi cerita...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan komentar ^_^