Social Icons

1 Sept 2015

Milih Upacara atau Perang?

Kemarin sehabis upacara bendera, aku dan teman-teman sarapan soto bareng. Bercerita tentang macam-macam. Hingga aku melontarkan pertanyaan basa-basi kepada seorang teman, “Anak-anak udah masuk sekolah ya, Mbak?”

Teman pun menjawab, “Harusnya hari ini, Mbak Esti. Sekalian upacara. Tapi kusuruh di rumah aja.”

“Lho, kenapa?” tanyaku heran.

“Lha wong cuma upacara aja kok terus pulang. Mendingan di rumah aja, jadi aku gak repot nganter ke sekolah segala,” jawab si teman dengan santai.

“Lalu alasannya apa ke sekolah? Bukannya upacara 17-an itu wajib,” cecarku lagi.

“Ah, gampang. Aku telpon aja sama gurunya bilang kalau anakku sakit,” tetep dengan nada kalem.

—–000—–
Aku yakin orang tua yang berpikir sama dengan temanku tadi jumlahnya tidaklah sedikit. Menganggap bahwa upacara bendera hanyalah sekedar upacara saja. Seremonial semata. Memang kuakui, ketika masih usia belasan males banget kalau ikutan upacara. Kaki pegel masih ditambah dengan sengatan matahari. Duh, bawaannya males kalau upacara. Hingga suatu hari aku berkeluh-kesah sama Mami. “Ikut upacara itu gak enak, ya, Mi.”

Mami menjawab, “La kamu milih upacara atau perang?”

“Eh, maksudnya gimana, Mi?” tanyaku kaget.

“Kemerdekaan ini adalah hasil pertumpahan darah banyak orang lho. Jika kamu yang ‘hanya’ mengikuti upacara saja sambat (mengeluh), kalau disuruh perang seperti jaman dulu, apa kamu mau?” Mami menerangkan sambil setengah marah. Mungkin sambil mengingat bagaimana Mbah Kakung yang hampir meninggal karena perang.
Hiks…aku hanya bisa terdiam saja. Sambil membayangkan bagaimana seandainya lahir pada jaman penjajahan. Hiii…ngeri. Gak bakal bisa ngenet, gak bakal bisa kerja di ruangan ber-AC, gak bakal bisa jalan-jalan santai. Huaaaa….
—–000—–
Upacara kemerdekaan memang upacara seremonial setiap tahun, akan tetapi kita tidak akan pernah bisa menikmati acara seremonial ini jika bukan karena jasa para pejuang yang telah mengangkat senjata berusaha merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Mereka berjuang bertaruh nyawa, lho. Sekali lagi nyawa. Gak main-main, kan?

Jika masih ada yang mengatakan bahwa kita belum merdeka. Coba deh tanya diri sendiri, kira-kira kalau ada perang lagi (mudah-mudahan gak), emang situ mau ikutan maju angkat senjata? Paling-paling cuma gembar-gembor menyalahkan pemerintah.

Yuk, mari menghargai kemerdekaan ini dengan melakukan tindakan nyata untuk negeri, dimulai dari diri sendiri, bukan hanya saling menyalahkan tanpa aksi. Mari membangun negeri tercinta ini. Bersama kita bisa.
Salam Indonesia Jaya!

1 comment:

  1. dengan upacara bendera paling tidak kita ikut menghargai jasa para pahlawan

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan komentar ^_^