Social Icons

24 Jul 2015

Jadi Karyawan Juga Bisa Kaya

Pernah membaca buku karangan Safir Senduk yang berjudul "Siapa Bilang Karyawan Nggak Bisa Kaya?” Saya membaca buku ini bertahun-tahun lalu ketika baru saja diterima bekerja. Judul buku ini sangat menggelitik. Lagi pula siapa sih yang gak pengen kaya? Saya sih gak munafik, jelas dong saya mau. Karena saya seorang karyawan dan bakal bekerja di instansi ini selama bertahun-tahun. Gak ada alasan untuk tidak membeli buku ini.

Ketika membaca buku ini, memang ada beberapa poin yang menurut saya kurang cocok untuk kondisi gaji karyawan. Salah satunya memiliki proteksi. Proteksi ini memang penting, tapi untuk menyisihkan asuransi bagi karyawan biasa, itu berat sekali. Dan setelah bertahun-tahun bekerja sebagai karyawan, ada beberapa tips yang bisa saya berikan sesuai pengalaman saya.

1. Menabung di awal bulan
Kebiasaan lama saya kalau menabung pasti di akhir bulan, jika ada sisa uang. Nah, ini dibalik, menabungnya di awal bulan ketika habis gajian. Untuk mempermudah dan supaya gak gelap mata karena menerima gaji, saya minta tolong kantor untuk memotong sebagian gaji. Kebetulan di kantor ada koperasi simpan pinjam. Cocok deh. Diusahakan menabung 30% dari gaji. Eits, jangan bilang gak mampu dulu, atau terus nanti hidupnya gimana. Dicoba dulu deh. Kalau memang tidak cukup, tabungannya kan bisa diambil :)

Menabung di celengan juga bisa menghasilkan lho. Coba deh berkomitmen, jika menabung uang lima ribuan setiap hari. Setahun udah dapat berapa tuh, Rp 1.825.000,-
Duh, lumayan banget.

2. Hati-hati dengan hutang
Berhutang itu enaknya pas dapat duit, kalau pas membayarnya berat banget haha. Berhutanglah untuk sesuatu yang memang dibutuhkan, seperti rumah mungil atau mobil. Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa mobil termasuk harta tidak produktif, tetapi untuk saat ini, mobil sudah masuk kebutuhan primer bagi sebagian orang.

Nah, kalau berhutang ini pun tidak boleh lebih dari 30% keseluruhan pendapatan. Karena kalau lebih dari itu, perekonomian keluarga bisa timpang. Jangan sampai besar hutang daripada penghasilan.

3. Atur pengeluaran
Kalau sudah tahu berapa pendapatan yang kita miliki, maka untuk mengatur pengeluaran tidaklah sulit. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Pilih prioritas pemenuhan sehari-hari. Jangan tergiur sama diskon deh. Kadang kita gak butuh, tapi kalau sudah liat diskon…duh lupa deh sama hitungan semula.

4. Beli dan miliki sebanyak mungkin harta produktif
Harta produktif bisa berbentuk investasi emas, reksadana, deposito, dan usaha sampiangan lain. Karena saya kurang tahu hal-hal yang berbau perbankan, saya ambil gampang aja. Beli rumah untuk dikontrakan. Yup, ini rencana jangka panjang kalau kita sudah punya dana untuk itu.

5. Sisihkan untuk masa depan
Pos-pos pengeluaran yang harus dipersiapkan mulai dari sekarang, antara lain: Pendidikan Anak, Pensiun, Properti, Bisnis, Liburan dan Perjalanan Ibadah. Banyak banget ya, pilih saja yang mana yang menjadi prioritas Anda.

5 hal diatas sudah saya praktekan dan Alhamdulillah hasilnya cukup bagus. Dan InsyaAllah tahun ini sudah mulai menabung untuk ibadah haji. 

Kaya bukan hanya karena berharta, tetapi kaya berasal dari hati. Bisa bersyukur untuk semua yang dimiliki adalah salah satu tanda kekayaan hati.

1 comment:

  1. setuju.....
    kalau gak dipaksa gak akan bisa nabung,,
    kalau aku lebih milih banyakin cicilan tapi dalam hal produktif yaa misalnya rumah atau mobil ,,,
    soalnya jadi kepaksa buat bayarnya
    nah kalau yang nabung awal bulan,,sudah dilakukan tapi kadang gatel buat ambil tengah bulan....

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan komentar ^_^