Saya ini termasuk pecinta kenangan *eaaaa. Jadi sulit banget move on ke barang baru dan membuang barang lama, oh ya susah move on ini hanya berlaku untuk barang aja lo :D Salah satu barang yang penuh kenangan bagi saya adalah telepon genggam. Saya masih setia memakainya hingga saat ini. Bahkan satu telepon genggam yang lain masih saya simpen dan dipake untuk mendengarkan musik kalau malam. Sayang aja gtu kalau harus disingkirkan.
Saya masih merasa nyaman dengan 2 hendphone versi jadul itu, toh semua kebutuhan saya sudah terpenuhi. Paling pol saya hanya butuh untuk telepon, mengirim SMS, membuka opera mini dan Whatsapp-an sama teman. Yah tentu dengan memori yang sangat terbatas saya tidak bisa menginstal aplikasi macam-macam.
Hingga awal tahun ini Pak Budhi (suami) menyatakan keinginannya memiliki smartphone. Well, alasannya masuk akal juga. Karena mobilitas yang tinggi kurang praktis memang jika Pak Budhi menenteng banyak buku tentang perundang-undangan kalau rapat di sana dan di sini. Dengan smartphone juga, Pak Budhi bisa mencatat hasil rapat, bisa nyambi belajar karena bahan kuliah hampir semua dalam bentuk file. Efektif dan efisien memang, dengan hanya satu alat bisa mendapat banyak manfaat.
Sebagai menteri keuangan, saya pun menyetujui pembelian smartphone itu :P hanya saja kendalanya Pak Budhi tidak mau kalau hanya dia yang punya smartphone, saya pun harus punya. Wah, berbagai argumen untuk mempertahankan kejadulan saya gak mempan. Apalagi ketika Pak Bud bilang, " Nanti kan kamu bisa posting dam blogwalking dengan nyaman di smartphone, lagipula bisa nginstal instagram dan lain-lain itu, katanya penasaran." Idih ya, tau banget istrinya eksis di dunia maya haha. Oke deh dengan sangat terpaksa saya pun setuju, membeli 2 smartphone, masing-masing satu untuk kami berdua.
Setelah smartphone terbeli. dimulailah perjuangan saya keluar dari zona nyaman dan ke-gaptek-an. Duh, jujur sih saya ini gaptek banget kalau masalah per-gadget-an. Perlu beberapa hari (atau beberapa minggu ya hehe) untuk bisa mengoperasikan si smartphone ini. Waktu di tokonya, macam-macam aplikasi diinstal, mumpung gratis haha jadi kalau ternyata kita gak butuh kan bisa dihapus aja tuh. Dengan banyaknya aplikasi yang diinstal kita pun perlu menambah memori. Aih, ribet lah menurut saya yang ogah riweuh ini.
Akan tetapi setelah beberapa minggu memakainya, saya mulai merasakan manfaat yang lebih. Selainlebih eksis di dunia maya :D Saya bisa membaca ebook novel inceran dengan santai, dan tentu ya bisa leluasa jeprat-jepret apa saja, hobi narsis pun tersalurkan dengan baik hehe. Dan tak kalah pentingnya, dengan smartphone ini kita bisa menginstal Al Quran dan terjemahan serta surah-surah yang diinginkan. Mata minus pun bisa bershabat, karena tulisannya bisa diperbesarkan. Paktis memang. Banyak konten-konten keren yang bisa diinstal dengan gadget memadai. Tidak ada ruginya memang memiliki konten-konten tersebut asal kita bisa memilah dan menggunakan dengan bijak.
Saat ini pun sudah banyak gadget yang bundling dengan beberapa konten tertentu. Walau saat ini saya belum memiliki gadget seperti itu, saya yakin ada orang-orang yang merasa butuh untuk memilikinya. Ada beberapa keuntungan memiliki gadget seperti ini, yang pertama sesuai kebutuhan dan kedua konten di dalamnya tentu akan sangat berbeda dengan konten di gadget lain, lebih lengkap pastinya. Contohnya Syaamil Tabz, tablet dengan konten aplikasi beribadah yang super lengkap. Seperti yang dikatakan oleh salah satu direkturnya bahwa:
"dengan gadget ini, tidak perlu banyak buku untuk mencari panduan beribadah. “Cukup dengan satu gadget ini saja. Karena isinya sudah lengkap, termasuk game untuk anak dan bisa interaktif tanya jawab tentang keislaman,”
Wow banget ya, kita bisa belajar agama dengan cara yang praktis. Tidak perlu menenteng buku-buku kemana-mana. Apalagi mungkin orang akan melihat kita aneh jika kita menenteng kitab untuk dibaca saat menunggu bis di halte, kalau mengeluarkan tablet justru kelihatan lebih 'manusiawi' dan tentu tampak keren.
Konten seperti apa sih yang teman perlukan di gadget yang selalu ditenteng itu?
Saat ini pun sudah banyak gadget yang bundling dengan beberapa konten tertentu. Walau saat ini saya belum memiliki gadget seperti itu, saya yakin ada orang-orang yang merasa butuh untuk memilikinya. Ada beberapa keuntungan memiliki gadget seperti ini, yang pertama sesuai kebutuhan dan kedua konten di dalamnya tentu akan sangat berbeda dengan konten di gadget lain, lebih lengkap pastinya. Contohnya Syaamil Tabz, tablet dengan konten aplikasi beribadah yang super lengkap. Seperti yang dikatakan oleh salah satu direkturnya bahwa:
"dengan gadget ini, tidak perlu banyak buku untuk mencari panduan beribadah. “Cukup dengan satu gadget ini saja. Karena isinya sudah lengkap, termasuk game untuk anak dan bisa interaktif tanya jawab tentang keislaman,”
Wow banget ya, kita bisa belajar agama dengan cara yang praktis. Tidak perlu menenteng buku-buku kemana-mana. Apalagi mungkin orang akan melihat kita aneh jika kita menenteng kitab untuk dibaca saat menunggu bis di halte, kalau mengeluarkan tablet justru kelihatan lebih 'manusiawi' dan tentu tampak keren.
Konten seperti apa sih yang teman perlukan di gadget yang selalu ditenteng itu?
kalo saya, masih gaptek mak kalo pake gadget. Suami saya bilang, coba dong tuh gadget jgn cuma buat nelp ama SMS doang, dipelajari, gitu katanya :D
ReplyDeletegdaget keren tapi kontennya kurang jadi gak kepake
ReplyDeleteHehe saya banget Jeng Esti, pegang hape utamanya untuk tilpun dan sms.
ReplyDeleteNah sudah semakin bersahabai dengan si smart khan...
gadget malah sekarang banyak disukai anak2 ya, mba. kalo orang tua males oprek2, hehe. kalo aku lebih suka konten yang sesuai dengan kebutuhan.
ReplyDeletekalau nunggu bis di halte terus mengeluarkan tablett memang tampak keren, asal jangan ngeluarin tablet asma :)
ReplyDeletesalam kenal
nice info...
ReplyDeleteiya jadi gadget harus digunakan semaksimal dan sepenting mungkin jangan digunakan untuk hal negatif
ReplyDeletegadget keren tapi banyak digunain untuk hal negatif.
ReplyDeletegadget keren tapi banyak digunain untuk hal negatif.
ReplyDelete